PENGERTIAN ADAT ISTIADAT
Adat istiadat adalah kumpulan tata
kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi
sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
- Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat( Kamus besar bahasa indonesia, 1988:5,6).
- Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam lingkungan masyarakat.
- Adat istiadat merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri masyarakat yang melakukannya.
- Adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat.
Semua orang niscaya menganggap bahwa
seorang wanita yang hamil haruslah dijaga agar tak terjadi hal jelek yang
menimpanya dan calon anak yang dikandungnya serta ia akan diberi kemudahan dalam
melahirkan kelak. Suku jawa pun juga memiliki kepercayaan seperti
ini. Saat seorang wanita suku Jawa mengandung ia akan benar-benar dijaga
agar tak terjadi hal jelek yang menimpanya. Untuk merefleksikan hal ini,
masyarakat suku jawa mengadakan semacam selametan. Selametan ini dilakukan
dua kali selama masa kehamilan, yang pertama saat usia kandungan mencapai usia
tiga bulan dan yang kedua saat kandungannya mencapai umur tujuh bulan. Selametan
tiga bulan disebut dengan neloni atau dalam bahasa Indonesia berarti hal
ketiga. Sedangkan selametan saat usia kandungannya sudah mencapai tujuh bulan,
biasa disebut mitoni . Pada kedua ritual neloni dan mitoni ini dijalankan
dengan membuat beberapa jenis makanan eksklusif yang kemudian dibagikan kepada
oarng-oarng terdekat yang ada atau juga kepada tetangga. Terdapat jenis
makanan eksklusif yang dibuat misalkan jenang blowok yaitu kue yang terbuat
dari tepung terigu yang dibungkus dengan daun nangka atau trancam yaitu makanan
yang terbuat dari cacahan mentimun, tempe goreng, kacang toro, dan dicampur
dengan parutan kelapa. Jenis makanan ini memang harus dibuat dalam kedua
acara ini dan tak boleh ditinggalkan. Salah satu ritual mitoni yang harus
dijalankan oleh ibu hamil tersebut ialah tingkeban .
2. Adat Istiadat Suku Jawa saat
Upacara Kematian
Ketika salah satu masyarakat suku
Jawa meninggal, ritual adat istiadat pun tak lepas mengiringi. Ritual ini
dimaksudkan agar orang yang meninggal dapat mendapatkan loka yang baik di
akhirat. Sebelum mayat dibawa ke pekuburan, ada ritual spesifik yang
dilakukan oleh seluruh anggota keluarga dari si mayat. Ritual yang biasa
dilakukan ialah brobosan , yaitu melintas di bawah mayat yang sudah ditandu
dengan cara berjongkok. Ritual adat istiadat pun belum selesai hingga di
situ. Ritual nan menyertai kematian ini juga disebut dengan istilah selametan.
Selametan ini dilakukan selama tujuh hari berturut-turut dan dilakukan di malam
hari. Pada setiap malam dibuat aneka jenis makanan yang nantinya dibagi kepada
orang-orang yang datang. Bentuk acaranya dikenal dengan istilah tahlilan,
karena di loka itu ada pembacaan ayat-ayat Al-Quran dan juga bacaan tahlil.
Ritual ini juga memiliki tujuan buat mendoakan si mayat yang telah
meninggal. Slametan ini tak hanya dilakukan sampai tujuh hari ini saja
tapi masih banyak selametan yang menyertai kematian dari seorang suku jawa. Ada
selametan empat puluh hari yang dilakukan empat puluh hari setelah hari
kematian. Dan juga slametan seratus hari yaitu yang dilakukan seratus hari
setelah kematian. Setiap tahun pun juga masih dilakukan buat mengenang
orang telah meninggal. Setahun pertama setelah meninggal, biasanya, pihak
keluarga yang ditinggalkan akan mengadakan selamatan pendak siji, tahun kedua
disebut dengan pendak loro, hinggapendak telu atau selamatan yang dilakukan di
tahun ketiga.
3. Adat Istiadat Suku Jawa saat
Upacara Pernikahan
Selain dalam menyambut datangnya
bayi dalam kehidupan, dalam pernikahan masyarakat jawa juga memiliki beberapa
adat istiadat khusus. Hal ini juga dimaksudkan buat membuat pernikahan
memperikan pengaruh yang baik buat kedua mempelai pengantin dan juga buat kedua
keluarga. Adat istiadat suku Jawa juga sering dilaksanakan saat upacara
pernikahan. Masyarakat suku Jawa percaya akan adanya hari yang baik buat
melaksanakan pernikahan. Hari baik tersebut, biasanya, berpatokan pada buku
primbon Jawa. Jadi, tak semua hari bisa dilaksanakan acara pernikahan ini.
Hari dan tanggal aplikasi pernikahan ditentukan berdasarkan hitungan weton
antara kedua calon mempelai. Ada hari-hari dan bulan-bulan eksklusif yang
tak boleh dilakukan acara pernikahan sebab dipercaya jika dilakukan pernikahan
pada hari-hari tersebut maka akan memberikan pengaruh yang jelek terhadap
kehidupan pernikahan yang telah dibangun. Sebulan sebelum acara pernikahan
berlangsung, calon pengantin suku Jawa tak diperbolehkan buat saling bertemu.
Spesifik calon mempelai wanita, biasanya, akandipingit . Ritual pingitan ini
ditujukan buat mempersiapkan fisik dan mental si gadis nan akan memasuki
jenjang pernikahan. Sehari sebelum acara pernikahan, calon mempelai wanita
kembali melakukan ritual. Kali ini, ritualnya berupa siraman . Pada acara
siraman , air yang digunakan oleh calon pengantin biasanya sudah dicampur
dengan bermacam-macam bunga. Kemudian, malam harinya, diadakan ritual
midodareni . Ritual ini biasanya juga menjadi acara rendezvous sebelum
pernikahan antara kedua keluarga calon mempelai.
4. Upacara Adat Kelahiran Suku Jawa
Upacara tradisional ini menyimbolkan
penghormatan sanak keluarga yang masih hidup kepada orang tua dan leluhur
mereka.
Salah satu tradisi kelahiran dalam budaya Jawa adalah Selapanan. Upacara
Selapanan bertujuan memohon keselamatan bagi si bayi. Perlengkapan upacara yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut:
– Golongan bangsawan: Nasi tumpeng gudangan, nasi tumpeng kecil yang ujungnya
ditancapi tusukan bawang merah dan cabe merah, bubur lima macam, jajan pasar,
nasi golong, nasi gurih, sekul asrep-asrepan, pecel ayam, pisang, kemenyan, dan
kembang setaman diberi air.
– Golongan rakyat biasa: Tumpeng nasi gurih dengan lauk, nasi tumpeng
among-among, nasi golong, jenang abang putih, ingkung dan panggang ayam.
Upacara terakhir dalam rangkaian selamatan kelahiran yang dilakukan pada hari
ke 36 sesuai dengan weton atau hari pasaran kelahiran si bayi. Selapanan
diadakan setelah maghrib dan dihadiri oleh si bayi, ayah, dukun, ulama, famili
dan keluarga terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
1. www.wikepedia/ritualadatistiadatsukujawa.com
0 komentar:
Posting Komentar