image1 image2 image3

HELLO I'M Galih|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M PROFESSIONAL WEB DEVELOPER

Ritual Adat dan Istiadat

PENGERTIAN ADAT ISTIADAT
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
  • Adat istiadat merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat( Kamus besar bahasa indonesia, 1988:5,6).
  • Adat istiadat adalah perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam lingkungan masyarakat.
  • Adat istiadat merupakan ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri masyarakat yang melakukannya.
  • Adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat. 
 
ADAT ISTIADAT JAWA TENGAH
1. Adat Istiadat Suku Jawa saat Kehamilan

Semua orang niscaya menganggap bahwa seorang wanita yang hamil haruslah dijaga agar tak terjadi hal jelek yang menimpanya dan calon anak yang dikandungnya serta ia akan diberi kemudahan dalam melahirkan kelak. Suku jawa pun juga memiliki kepercayaan seperti ini. Saat seorang wanita suku Jawa mengandung ia akan benar-benar dijaga agar tak terjadi hal jelek yang menimpanya. Untuk merefleksikan hal ini, masyarakat suku jawa mengadakan semacam selametan. Selametan ini dilakukan dua kali selama masa kehamilan, yang pertama saat usia kandungan mencapai usia tiga bulan dan yang kedua saat kandungannya mencapai umur tujuh bulan. Selametan tiga bulan disebut dengan neloni atau dalam bahasa Indonesia berarti hal ketiga. Sedangkan selametan saat usia kandungannya sudah mencapai tujuh bulan, biasa disebut mitoni . Pada kedua ritual neloni dan mitoni ini dijalankan dengan membuat beberapa jenis makanan eksklusif yang kemudian dibagikan kepada oarng-oarng terdekat yang ada atau juga kepada tetangga. Terdapat jenis makanan eksklusif yang dibuat misalkan jenang blowok yaitu kue yang terbuat dari tepung terigu yang dibungkus dengan daun nangka atau trancam yaitu makanan yang terbuat dari cacahan mentimun, tempe goreng, kacang toro, dan dicampur dengan parutan kelapa. Jenis makanan ini memang harus dibuat dalam kedua acara ini dan tak boleh ditinggalkan. Salah satu ritual mitoni yang harus dijalankan oleh ibu hamil tersebut ialah tingkeban .
2. Adat Istiadat Suku Jawa saat Upacara Kematian

Ketika salah satu masyarakat suku Jawa meninggal, ritual adat istiadat pun tak lepas mengiringi. Ritual ini dimaksudkan agar orang yang meninggal dapat mendapatkan loka yang baik di akhirat. Sebelum mayat dibawa ke pekuburan, ada ritual spesifik yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga dari si mayat. Ritual yang biasa dilakukan ialah brobosan , yaitu melintas di bawah mayat yang sudah ditandu dengan cara berjongkok. Ritual adat istiadat pun belum selesai hingga di situ. Ritual nan menyertai kematian ini juga disebut dengan istilah selametan. Selametan ini dilakukan selama tujuh hari berturut-turut dan dilakukan di malam hari. Pada setiap malam dibuat aneka jenis makanan yang nantinya dibagi kepada orang-orang yang datang. Bentuk acaranya dikenal dengan istilah tahlilan, karena di loka itu ada pembacaan ayat-ayat Al-Quran dan juga bacaan tahlil. Ritual ini juga memiliki tujuan buat mendoakan si mayat yang telah meninggal. Slametan ini tak hanya dilakukan sampai tujuh hari ini saja tapi masih banyak selametan yang menyertai kematian dari seorang suku jawa. Ada selametan empat puluh hari yang dilakukan empat puluh hari setelah hari kematian. Dan juga slametan seratus hari yaitu yang dilakukan seratus hari setelah kematian. Setiap tahun pun juga masih dilakukan buat mengenang orang telah meninggal. Setahun pertama setelah meninggal, biasanya, pihak keluarga yang ditinggalkan akan mengadakan selamatan pendak siji, tahun kedua disebut dengan pendak loro, hinggapendak telu atau selamatan yang dilakukan di tahun ketiga.
3. Adat Istiadat Suku Jawa saat Upacara Pernikahan

Selain dalam menyambut datangnya bayi dalam kehidupan, dalam pernikahan masyarakat jawa juga memiliki beberapa adat istiadat khusus. Hal ini juga dimaksudkan buat membuat pernikahan memperikan pengaruh yang baik buat kedua mempelai pengantin dan juga buat kedua keluarga. Adat istiadat suku Jawa juga sering dilaksanakan saat upacara pernikahan. Masyarakat suku Jawa percaya akan adanya hari yang baik buat melaksanakan pernikahan. Hari baik tersebut, biasanya, berpatokan pada buku primbon Jawa. Jadi, tak semua hari bisa dilaksanakan acara pernikahan ini. Hari dan tanggal aplikasi pernikahan ditentukan berdasarkan hitungan weton antara kedua calon mempelai. Ada hari-hari dan bulan-bulan eksklusif yang tak boleh dilakukan acara pernikahan sebab dipercaya jika dilakukan pernikahan pada hari-hari tersebut maka akan memberikan pengaruh yang jelek terhadap kehidupan pernikahan yang telah dibangun. Sebulan sebelum acara pernikahan berlangsung, calon pengantin suku Jawa tak diperbolehkan buat saling bertemu. Spesifik calon mempelai wanita, biasanya, akandipingit . Ritual pingitan ini ditujukan buat mempersiapkan fisik dan mental si gadis nan akan memasuki jenjang pernikahan. Sehari sebelum acara pernikahan, calon mempelai wanita kembali melakukan ritual. Kali ini, ritualnya berupa siraman . Pada acara siraman , air yang digunakan oleh calon pengantin biasanya sudah dicampur dengan bermacam-macam bunga. Kemudian, malam harinya, diadakan ritual midodareni . Ritual ini biasanya juga menjadi acara rendezvous sebelum pernikahan antara kedua keluarga calon mempelai.
4. Upacara Adat Kelahiran Suku Jawa

Upacara tradisional ini menyimbolkan penghormatan sanak keluarga yang masih hidup kepada orang tua dan leluhur mereka.

Salah satu tradisi kelahiran dalam budaya Jawa adalah Selapanan. Upacara Selapanan bertujuan memohon keselamatan bagi si bayi. Perlengkapan upacara yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

– Golongan bangsawan: Nasi tumpeng gudangan, nasi tumpeng kecil yang ujungnya ditancapi tusukan bawang merah dan cabe merah, bubur lima macam, jajan pasar, nasi golong, nasi gurih, sekul asrep-asrepan, pecel ayam, pisang, kemenyan, dan kembang setaman diberi air.

– Golongan rakyat biasa: Tumpeng nasi gurih dengan lauk, nasi tumpeng among-among, nasi golong, jenang abang putih, ingkung dan panggang ayam.

Upacara terakhir dalam rangkaian selamatan kelahiran yang dilakukan pada hari ke 36 sesuai dengan weton atau hari pasaran kelahiran si bayi. Selapanan diadakan setelah maghrib dan dihadiri oleh si bayi, ayah, dukun, ulama, famili dan keluarga terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
1. www.wikepedia/ritualadatistiadatsukujawa.com 

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar